SUKOHARJO (Keadilan.net) – Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) tak terasa telah memasuki usia setengah abad.
Berawal pada tahun 1969, berdiri pendidikan Madrasah Diniyah dan stasiun radio Islam yang dimotori oleh para mubaligh alumni Ponpes Gontor, dimana mereka sering mengisi pengajian ba’da Dhuhur di Masjid Kauman Solo.
Mengalami perkembangan sangat pesat, akhirnya para tokoh ini sepakat mendirikan pesantrèn pada tahun 1972. Pada awalnya hanya ada 30 santri dengan rincian, 20 orang membayar, sedangkan 10 sisanya gratis.
Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Pastikan Tak Ada Hubungan dengan Pimpinan Khilafatul Muslimin
Hal itu dituturkan Direktur Ponpes Al Mukmin, Ustadz Yahya Abdurrahman, disela mendampingi santri putra membersihkan sampah dalam rangkaian peringatan setengah abad Ponpes Al Mukmin, di sepanjang Jalan Ir Soekarno, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Minggu (31/7/2022).
“Sekarang alumni kami jumlahnya mungkin sudah mencapai 16 ribu lebih, tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam profesi pekerjaan. Yang jadi tentara ada, di kepolisian juga ada,” ungkap Yahya.
Oleh karenanya dalam rangkaian peringatan setengah abad ini, Ponpes Al Mukmin ingin mengundang pejabat di pemerintahan pusat dan tokoh nasional untuk hadir pada acara puncaknya. Namun sayangnya belum ada satupun yang menyatakan bersedia.
30 Sekolah Diduga Terafiliasi Kelompok Khilafatul Muslimin, Begini Tanggapan Kemenag