JAKARTA (Keadilan.net) – Pada semester pertama tahun 2022 ini, PT Bukalapak.com Tbk (Persero) berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 8,59 triliun. Ini merupakan pencapaian besar setelah sebelummya Bukalapak mengalami kerugian sebesar Rp 767 miliar pada tahun 2021 dengan periode yang sama.
Berdasarkan informasi resmi (1/8/2022), Bukalapak berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 8, 59 triliun dari adanya laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk.
VP of Corporate Secretary, Perdana Arning Saputro mengungkapkan, kontribusi dari Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan mengalami peningkatan sebesar 33% pada kuartal II-2021 kini menjadi 55% pada kuartal II-2022.
Gen Z Merapat, 5 Ide Bisnis yang Cuan Abis
Total Processing Value (TPV) Mitra pada kuartal II-2022 bertambah 25% menjadi Rp 17,7 miliar. Dan pada semester I-2022 tumbuh sebayak 46% menjadi Rp 35 triliun dibandingan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Bukalapak juga berhasil membukukan adjusted Earning Before Interest, Taes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA) sebanyak -Rp 732 miliar pada semester I-2022.
Dimana dari angka ini, rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkata dari -1, 2% di semester I-2021 menjadi -1, 0% I semester I-2022.
Aplikasi MyPertamina Tuai Protes, Pengamat Sospol: Terkesan Terlalu Dipaksakan
Meskipun perusahaan e-commers ini berhasil mencatat laba bersih pada semester I-2022, perseroan tetap memiliki fokus pada kinerja operasional Perseroan. Maka dari itu, manajemen Perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja perseroan.
Diketahui, Bukalapak diduga mengalami kebangkrutan akibat perdagangan saham e-commerce yang pertama melantai hingga dasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga pada Senin, (6/12/2021), saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) semakin tak berdaya dan menjauh dari harga saat Initial Public Offering (IPO) di level Rp 850 per saham.