BATANG (Keadilan.net) – Imbauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang penarikan lima jenis obat sirup anak sempat membuat para orang tua khawatir. Terutama bagi mereka yang memiliki anak balita, yang belum dapat mengonsumsi obat demam berbentuk tablet.
Merespon kekhawatiran tersebut, dr. Tan Evi Susanti, Sp. A, dari RSUD Kalisari, Batang, Jawa Tengah (Jateng) memberi solusi, agar balita bisa tetap mengkonsumsi obat ketika sakit.
“Bayi mulai 8 bulan belum bisa minum tablet, otomatis harus dibuat puyer. Jadi khusus untuk balita lebih baik minum puyer dulu sampai ada ketentuan lebih lanjut,” terangnya, seperti dikutip dari InfoPublik, Minggu (23/10/2022).
Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, Warga Sukoharjo Gowes Bareng dan Senam Sehat Bersama Bupati
Ia meminta masyarakat menanti hingga BPOM menyelesaikan pengujian terhadap lima obat yang ditarik yakni, Termorex 60 ml, obat batuk dan flu Flurin DMP Sirup, Uni Baby Cough Syrup, Uni Baby Demam Sirup, Uni Baby Demam Drop Sirup, dari pasaran karena tercemar Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
“Gangguan ginjal akut pada anak sampai sekarang masih dalam tahap dugaan. Sebab utamanya masih belum diketahui, hanya saja saat ini BPOM terus melakukan pengujian terhadap dua senyawa itu,” ungkapnya.
dr. Tan menyarankan, selain minum obat puyer, dapat pula menerapkan cara konvensional untuk mengatasi demam dengan rutin mengompres dengan air hangat, cukup minum air dan istirahat.
“Secara medis tidak disarankan menggunakan ramuan bawang merah untuk menurunkan panas pada anak,” tegasnya.
Menanggapi fenomena merebaknya obat sirup yang mengandung senyawa Etilen Glikol dan Dietilen Glikol Muzi salah satu orang tua merasa sedikit khawatir.
“Saat ini lebih memilih untuk membeli obat sesuai resep dokter. Dan kebetulan anak saya dalam kondisi sehat , jadi tidak perlu minum obat,” ujar dia.
Tim Mabes Polri Kunjungi Polres Sukoharjo, Cek Progres Pembangunan Perumahan Griya Presisi
Ia merasa cemas ketika mendengar informasi banyaknya anak yang terserang gagal ginjal akut pada anak. “Saran saya sih perbaiki dulu obatnya, produksi obat sirup yang benar, agar anak sehat dan aman,” pungkasnya.***