Menolak Percaya, Keluarga Bripda IDF Sebut Ada Pembunuhan Berencana

Menurut keluarga, kematian Bripda Ignatius disebabkan oleh kelalaian rekannya yang membawa senjata api rakitan ilegal

30 Juli 2023, 21:46 WIB

JAKARTA (Keadilan.net) – Kasus penembakan anggota Polisi Densus 88 oleh Senior sesama Polisi berlanjut. Keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, atau yang dikenal dengan nama Bripda IDF (20), menyatakan dugaan bahwa kematian anak mereka bukanlah akibat kelalaian, melainkan pembunuhan berencana.

Kecurigaan keluarga atas kematian Bripda Ignatius diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga, Jajang, saat dihubungi di Jakarta pada hari Sabtu.

Dikutip dari @Undeecover.id, Minggu, (30/7/23), “Kami menduga kasus pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 karena kami percaya bahwa ini bukanlah sebuah kelalaian yang tiba-tiba meletus,” ujar Jajang.

Kronologi Lengkap Bripda IDF Tewas Ditembak Senior

Jajang menjelaskan bahwa Bripda Ignatius dan dua rekannya yang menjadi tersangka merupakan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Ia meyakini bahwa anggota Densus 88 sudah memiliki keterampilan dan pelatihan khusus, terutama dalam mengoperasikan senjata api.

Keluarga belum puas dengan penjelasan dari penyidik yang diumumkan dalam konferensi pers pada hari Jumat (28/7). Menurutnya kematian Bripda Ignatius disebabkan oleh kelalaian rekannya yang membawa senjata api rakitan ilegal.

Menurut keluarga, keterangan penyidik dalam konferensi pers menyebutkan bahwa Bripda IMS, seorang tersangka, awalnya menunjukkan senjata api rakitan ilegal tersebut kepada dua saksi lain yang berada di kamar, tetapi senjata tersebut tidak meletus karena magasin tidak terpasang.

Polda Jateng Bongkar Peredaran Handphone Black Market, 2 Tersangka Ditangkap

Kemudian, senjata api tersebut disimpan di dalam tas bersama dengan magasin. Saat Bripda Ignatius tiba di tempat kejadian, senjata api tersebut sudah terisi magasin. Hal ini menyebabkan kecurigaan keluarga bahwa penembakan tersebut sudah direncanakan dan bukanlah kelalaian.

“Mengapa anggota Densus 88 bisa lengah? Mereka adalah orang yang terlatih, kami tidak bisa menerima bahwa mereka melakukan kesalahan semacam itu,” lanjutnya. “Oleh karena itu, kami menduga bahwa kematian Bripda Ignatius direncanakan dengan matang,” ungkap Jajang.

Untuk mengungkap kebenaran, Jajang menyatakan bahwa keluarga akan datang ke Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) untuk membuat laporan polisi terkait dugaan pembunuhan berencana terhadap Bripda Ignatius.

Johnny G Plate jadi Tersangka Korupsi, Kominfo Jamin Layanan Publik Tak Terganggu

Berita Lainnya

Berita Terkini