Kunjungan Kerja di UMS, BKSAP DPR RI Bicara Soal Diplomasi

Mereka membahas mengenai optimalisasi diplomasi soft power parlemen melalui dunia pendidikan dan pertukaran budaya

3 November 2022, 19:41 WIB

SUKOHARJO (Keadilan.net) – Anggota DPR RI dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) melakukan kunjungan kerja (kunker) di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah (Jateng).

Kunjungan dalam rangka BKSAP Day itu disambut oleh Rektor UMS Sofyan Anif dan jajaran pejabat kampus di Gedung Induk Siti Walidah, Kamis (3/11/2022). Mereka membahas mengenai optimalisasi diplomasi soft power parlemen melalui dunia pendidikan dan pertukaran budaya.

Hadir dalam rombongan kunker diantaranya, Mardani Ali Sera, Fadli Zon, Achmad Hafisz Tohir, Singgih Januratmoko, dan Jazuli Juwaini. Wakil rakyat ini mengajak diskusi mahasiswa UMS.

Pagelaran Wayang Kulit Hari Jadi ke- 64 UMS, Ribuan Warga Antusias Menyaksikan

Berbicara tentang optimalisasi diplomasi, Rektor UMS menyampaikan wujud bentuk kerja sama UMS dengan Tongmyong University yakni dengan dibukanya Cabang UMS di Korea Selatan (Korsel). Ia juga menyampaikan terima kasih kepada delegasi BKSAP yang telah melakukan kunjungan kerja ke UMS.

“Diplomasi bersinggungan dengan kerja sama, oleh karena itu tentu kehadiran bapak-bapak dewan ini sangat menguntungkan bagi kita semua. Oleh karena itu, atas nama rektor menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya,” ungkap Rektor.

Fadli Zon selaku Ketua BKSAP memperkenalkan secara singkat profil dan tugas dari BKSAP. Ia mengatakan bahwa BKSAP merupakan alat kelengkapan dewan yang membawahi semua tugas diplomasi termasuk bilateral, regional, multilateral.

Penandatanganan MoA dengan Tongmyong University, Tandai Puncak Milad UMS ke-64

“Di samping forum-forum internasional dan konferensi-konferensi internasional, juga SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs forumnya ada di BKSAP dan kita tahu bahwa pendidikan ini salah satu dari goal SDGs, tujuan nomor 4,” jelas Fadli Zon.

Dalam pertemuan dengan delegasi DPR RI itu, mahasiswa dibekali bagaimana urgensi diplomasi pendidikan itu diperlukan. Diplomasi dalam pendidikan diperlukan salah satunya agar kampus mendapatkan bantuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing ditingkat global.

Menanggapi pertanyaan dari mahasiswa dari Afrika, Panashe Ndlovu, tentang soft power dan attitude, Mardani Ali memberikan contoh Nelson Mandela. Nelson ketika menjadi presiden tidak menghilangkan orang putih atas orang hitam, melainkan mengintegrasikan mereka.(Nugroho)

Berita Lainnya

Berita Terkini