SUKOHARJO (Keadilan.net) – Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggeledahan di dua lokasi yang berbeda di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Kamis petang.
Operasi dimulai dengan penggeledahan sebuah rumah di Turi RT 002/RW 007, Cemani, Grogol, Sukoharjo. Kemudian tim melakukan penggeledahan di sebuah rumah kontrakan di Keden, Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo.
Menurut keterangan dari Tri Ngadiyo, ketua RT di Desa Gentan Sukoharjo, anggota babinsa setempat memberi informasi bahwa AG yang ditangkap oleh polisi diduga terlibat dalam jaringan terorisme.
Operasi Densus 88 AT di Sukoharjo, Tangkap Salah Satu Terduga Teroris Usai Sholat Subuh
“Penggeledahan di tempat kejadian perkara di rumah AG merupakan salah satu tersangka yang telah diamankan beberapa waktu lalu. Tim penyidik telah mengamankan barang-barang milik AG yang diduga ada kaitannya dengan perbuatan tindak pidana terorisme,” ucapnya seperti dikutip dari Instagram @infocegatansukoharjo, Jumat, (4/8/2023).
AG telah diamankan dan diperiksa oleh tim Densus 88 Antiteror. Tri Ngadiyo menyebut bahwa penggeledahan ini dilakukan untuk mencari bukti terkait kasus tersebut. AG telah menyewa kontrakan selama sekitar 2 tahun, namun dia kurang bergaul dan terkesan tertutup. Bahkan, Tri Ngadiyo tidak mengetahui pekerjaan yang dijalankan oleh AG.
Di sisi lain, Joko Mulyono, pemilik rumah kontrakan di Desa Gentan, mengungkapkan bahwa penangkapan AG berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB. Joko menjelaskan bahwa penangkapan berlangsung dengan lancar dan kooperatif. AG ditangkap oleh anggota Densus 88.
Menolak Percaya, Keluarga Bripda IDF Sebut Ada Pembunuhan Berencana
Meski demikian, Joko tidak mengetahui secara pasti pekerjaan yang dijalankan oleh AG. Selama ini, Joko hanya mengetahui bahwa AG memiliki pekerjaan yang beragam. AG sering kali dikunjungi oleh teman-temannya di rumah kontrakan tersebut. Namun, Joko tidak mengetahui hubungannya dengan aktivitas apa.
AG terlihat hidup normal selama masa kontraknya dan tidak ada masalah khusus. Namun, dia terlihat cukup tertutup dan tidak pernah terlibat dalam interaksi dengan warga setempat. AG tinggal bersama istri dan lima anaknya. Namun, menurut Joko, anak-anak AG terlihat lebih terbuka dan kadang-kadang ikut serta dalam kegiatan di desa.
Penggeledahan yang dilakukan polisi di rumah kontrakan berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk laptop, handphone, dan kotak amal. Meskipun begitu, tidak ada kepastian mengenai bagaimana AG terlibat dalam jaringan apa. Penggeledahan ini berlangsung dengan cepat dan menarik perhatian warga sekitar yang memadati lokasi penggeledahan.